Halaman

Minggu, 15 Januari 2012

FIRAUN




Image



1. Istilah

Firaun adalah gelar umum dalam Kitab Suci untuk raja-raja Mesir, berasal dari kata Mesir (Ibrani, פרעה - PAR'OH, artinya 'rumah besar'. Istilah ini mulanya hanyalah nama untuk istana kerajaan dan pelayan-pelayan raja Mesir, dan demikianlah pemakaiannya dalam Kerajaan Kuno dan Kerajaan Zaman Pertengahan pada milenium 3 dan pada pertengahan pertama milenium 2 sM. Tapi pada pertengahan pemerintahan Wangsa 18 (kr 1450 sM) istilah itu dikenakan kepada diri raja sendiri sebagai padanan dari 'Sri Baginda'. Contoh-contoh pemakaian pertama dalam pengertian ini kelihatannya berasal dari pemerintahan Tutmosis III (?) dan IV, kemudian dalam pemerintahan Amenofis IV / Akhenaten. Sejak Wangsa 19 dan seterusnya, istilah biasa 'firaun' terus dipakai dalam dokumen-dokumen, sama seperti dalam Kejadian dan Keluaran. Dari Wangsa 22 dan seterusnya (tahun 945 sM), istilah 'firaun' dapat juga digabungkan dengan nama raja: jadi, 'Firaun Syesyonq' terdapat pada sebuah tiang batu, dan kemudian terdapat dalam sejumlah kecil ay-ay PL yg menunjuk kepada Firaun Nekho dan Firaun Hofra. Lihat Sir A.H Gardiner, 'Egyptian Grammar', 1957, hlm 75; J Vergote, Joseph en Egypte, 1959, hlm 45-48, dan bahan yg mereka kutip.


2. Firaun-firaun Khusus

1. Sebaya Abraham (Kejadian 12:15-20). Karena Abraham hidup pada kr 1900 sM, maka firaun yg dimaksud sangat.mungkin adalah Amenemhat dan Sesostris dari Wangsa 12 (± 1991-1778 sM).

2. Sebaya Yusuf (Kejadian 37-50). Yusuf hidup ± 1700 sM, maka firaun yang dimaksud sangat mungkin adalah salah seorang raja Hiksos dari Wangsa 15

3. Firaun-firaun yang menindas bangsa Israel. Jumlah orang yang tercakup dalam istilah 'raja Mesir' dan 'Firaun' dalam Keluaran 1 dan 2, merupakan soal tafsiran, yaitu satu atau dua orang. Bagaimanapun, dia 'atau mereka harus langsung mendahului firaun dari zaman Keluaran.

4. Firaun dari masa Keluaran (Keluaran 5-12). Jika keluarnya Israel dari Mesir terjadi pada parohan pertama abad 13 sM, seperti yg kelihatannya paling mungkin berdasarkan bukti yang ada, firaun dari masa Keluaran dan penindas yang terakhir ialah Rameses II.

5. Bapak dari Bica, istri Mered, perempuan Yehuda itu (1 Tawarikh 4: 17 -18). Tahun hidup Bica dan begitu juga thn bapaknya, sang raja, tak dapat dipastikan, justru belum dapat ditentukan siapa dia.

6. Firaun yang menerima Pangeran Hadad dari Edom, sebagai pelarian dari hadapan Daud dan dari penumpasan Yoab akan orang Edom (1 Raja 11: 18-22), dan membiarkan dia kawin dengan adik istrinya. Firaun ini harus hidup pada akhir Wangsa 21, yaitu Amanemope atau Siamun. Hal-hal yg gelap dalam penanggalan Wangsa 21 membuat mustahil menentukan tanggal yang lebih dekat.

7. Firaun yang merebut Gezer, dan kemudian memberikannya sebagai hadiah kawin kepada putrinya, yang kawin dengan Salomo (1 Raja 9:16, bandingkan juga 3:1; 7:8; 9:24; 11:1). Penyerbuan Sisak ke tanah Palestina pada tahun 925 sM, yaitu tahun ke-5 pemerintahan Rehabeam, tidak terjadi sesudah thn ke-21 pemerintahannya, dan dia naik takhta ± 945 sM. Raja Salomo meninggal pada thn 931/930 sM, sesudah memerintah selama 40 thn, yang mulai ± 97D sM; jadi Sisak naik takhta pada thn ke-25 pemerintahan Salomo: Justru sebaya Salomo dari raja-raja Mesir selama 25 thn pertama pemerintahannya, ialah kedua raja terakhir dari Wangsa 21, yaitu Siamun dan Psusennes II. Dari kedua firaun ini, barangkali Siamun-lah yang menaklukkan Gezer dan menghadiahkannya bersama putrinya kepada Salomo; gambaran kemenangannya yang ditemukan di Tanis (Zoan) mungkin menjadi bukti dari kegiatan perang, yang dilakukan Siamun di Filistea. Mengenai masa hubungan-hubungan Mesir-Israel ini, lihat K.A Kitchen, Third Intermediate Period in Egypt, 1972, hlm 273 dst, 280 dst.

8. Sisak yang sama dengan Syesyonq I, pendiri dari Wangsa (Libia) 22.

9. So, sebaya Hosea.

10. Tirhaka, dari Wangsa (Etiopia) 25.

11. Nekho, raja ke-2 dari Wangsa 26, adalah firaun dari Yeremia 25:19.

12. Hofra, raja ke-4 dari Wangsa 26, keras dugaan adalah firaun dari Yeremia 37:5,7,11; Yehezkiel 17:17; 29:2,3; dan mungkin dari Yeremia 47: 1. *Zerah, sudah hampir pasti bukan firaun.


3. Petunjuk-petunjuk Lain

Ini terutama terdapat dalam Kitab Nabi-nabi. Yesaya 19:11 adalah bagian dari suatu pasal yang menggambarkan perpecahan di Mesir. Perpecahan di lingkungan dalam seperti itu timbul dan menjadi berlarut-larut pada awal zaman Yesaya, yaitu pada akhir Wangsa 22-24 (± 750-715 sM),dan bersambung lagipadarezim raja-raja Etiopia pada Wangsa 25 (± 715-664 sM). Sesuai dengan ayat 11 ada rezim firaun yang berlangsung lama dan dipuji-puji setinggi langit. Dan rasa kebanggaan bangsa itu akan hal ini, dipantulkan dalam ungkapan-ungkapan kuno yang sudah dipikir matang-matang, yg dipelihara oleh raja-raja dari Wangsa 25 dan 26, yang dengan sungguh berusaha memperingati kejayaan masa-masa lalu. Kemasyhuran lahiriah yang palsu dari raja-raja Etiopia, dan kenyataan bahwa mereka tidak sanggup menolong Israel melawan tentara Asyur diringkaskan dalam Yesaya 30:2-3. Syebitku ('Shabataka') naik takhta pada tahun 701 sM, waktu juru minuman agung (Rabshakeh) dari raja Asyur mencap firaun sebagai 'tongkat bambu yang patah terkulai' (Yesaya 36:6 = 2 Raja 18:21). Mengenai 'istana Firaun di Tahpanhes' (Yeremia 43:9).

Baik Yeremia (46:25-26) maupun Yehezkiel (30:21-25; 31:2,18; 32:31-32) menubuatkan mulai thn 587 sM, bahwa Mesir akan dikalahkan oleh Nebukadnezar II dari Babel. Pada thn 568 sM benarlah Nebukadnezar berperang melawan Mesir, seperti ditunjukkan oleh serpihan naskah Babel, walaupun luas wilayah kemenangannya melawan Ahmose II (Amasis) masih belum diketahui, karena tiadanya dokumen-dokumen yang berkaitan dengan itu. Dan terakhir, Kidung 1:9 hanya menggambarkan kemasyhuran dari kuda-kuda kereta perang para firaun dari Zaman Kerajaan Baru (± 1570-1085 sM) dan masa-masa berikutnya.